BANDUNG -- Aksi penolakan revisi UU Pilkada sepekan lalu menjadi penanda kekuatan people power di Tanah Air. Untuk di Jawa Barat pusat aksi penolakan dilakukan di Gedung DPRD Jawa Barat. Aksi saat itu berlangsung hingga malam dan berakhir dengan bentrok antara pendemo dan aparat.
Banyak kisah tercecer saat itu. Mulai dari wartawan dipukuli karena disangka intel, petugas parkir cafe jadi bulan-bulanan petugas karena disangka pendemo, hingga pot-pot bunga yang terhumbalang ke tengah jalan.
Salah satu fasilitas bangunan yang menjadi sasaran kemarahan pengunjukrasa adalah adalah pintu gerbang Gedung DPRD Jawa Barat. Pintu dan tembok pagar bagian depan gedung menjadi pelampiasan kemarahan demonstran.
Scroll untuk membaca
Scroll untuk membaca
Coretan grafiti, tempelan poster hingga water barrier yang dibakar menghiasi bangunan ini. Tepat sepekan setelah kejadian itu, kami memotret kembali lokasi tersebut dan disandingkan dengan foto saat kejadian sepekan sebelumnya.
Tentu saja suasana di depan DPRD Jawa Barat telah jauh berbeda dibandingkan saat demo berlangsung. Hanya berselang dua hari setelah aksi corat coret pengunjukrasa tembok pagar gedung telah dicat kembali.
Dalam dunia fotografi membandingkan dua foto sebelum dan sesudah dikenal dengan gaya Dyptich. Menyandingkan dua foto berbeda dalam satu bingkai yang sama. Foto-foto yang disandingkan bisa jadi sangat berbeda satu sama lain namun memiliki kesamaan tempat, gaya, atau pencahayaan dan lain sebagainya.
Foto-foto dyptich kali ini dilakukan dengan memotret kembali di lokasi unjukrasa yang sama dengan foto aksi unjukrasa saat kejadian berlangsung pekan lalu. Foto diambil semirip mungkin dengan foto saat unjuk rasa berlangsung baik dari alat yang digunakan, angle foto maupun focal length lensa yang digunakan.
(Seluruh foto yang ditayangkan diambil menggunakan kamera ponsel Huawei P30 Pro Versi Docomo)