Pandemi Covid-19? Tetaplah Memotret!

Umum  
Menjalani hobi fotografi di masa Pandemi bisa menjadi alternatif 'healing' bagi pelakunya. Refleksi permukaan air kerap menjadi objek foto yang diburu fotografer saat hunting di IPAL Cikoneng, Bandung. (Foto: Kang Jepret)
Menjalani hobi fotografi di masa Pandemi bisa menjadi alternatif 'healing' bagi pelakunya. Refleksi permukaan air kerap menjadi objek foto yang diburu fotografer saat hunting di IPAL Cikoneng, Bandung. (Foto: Kang Jepret)

Tidak hanya bidang kesehatan, masa pandemi mengubah lansekap kehidupan manusia hampir di seluruh aspek kehidupannya. Ekonomi, pendidikan, budaya hingga gaya hidup.

Adaptasi kebiasaan baru di masa ini mengubah kebiasaan orang banyak dalam kesehariannya. Orang akan berpikir dua kali untuk berkumpul bersama, berkegiatan di luar ruang di tengah orang banyak. Bahkan untuk sekedar pergi ke warung atau minimarket sekalipun beberapa orang mengenakan perlengkapan pakaian, masker hingga pelindung wajah berlapis.

Berbicara gaya hidup hal ini pun berimbas kepada kebiasaan memotret. Baik sebagai hobi pengisi waktu luang, hobbyst kelas berat, hingga profesional yang bekerja sebagai fotografer yang memperoleh penghasilan dari kegiatan memotret.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Pada masa lockdown di berbagai penjuru dunia kegiatan memotret ikut tiarap. Pun ketika pembatasan sosial berskala besar di Tanah Air diberlakukan.

Kecuali bagi jurnalis foto yang justru semakin intens meliput, aktivitas memotret secara keseluruhan ikut menurun. Kegiatan berburu foto secara soliter apalagi bersama-sama cenderung dihindari. Kondisi ini terjadi hampir di semua genre fotografi yang di minati warga.

Pandemi seolah mematikan kreativitas pecinta fotografi. Namun dari sudut pandang optimistik, pandemi menawarkan cara pandang baru dalam memotret. Pandemi merupakan peristiwa yang tergolong langka terjadi. Pandemi terakhir terjadi hampir seratus tahun silam.

Kita bisa mengabadikan masa-masa ini sebagai catatan sejarah, bagi lingkungan kita atau minimal bagi kita sendiri. Pandemi memberikan cara memandang baru terhadap kehidupan. Setiap jam, menit hingga detik kehidupan terlalu berharga untuk dilewati tanpa kita abadikan oleh kamera kita. Bahkan saat kita terkurung di dalam rumah di masa lockdown.

Beberapa fotografer yang menjalani isolasi mandiri karena terindikasi terpapar corona tetap menghasilkan karya foto. Memotret hari ke hari kegiatan mereka di dalam apartemen, rumah, atau tempat tinggalnya untuk memastikan masa inkubasi terlewati.

Hal-hal yang dulu tampak remeh-temeh terjadi di tengah keluarga tampak menjadi sangat berarti. Kegiatan di rumah untuk menghibur anak-anak yang ‘mati gaya’ akibat terlalu lama diam di rumah bisa menjadi objek foto.

Suasana belajar di rumah anak-anak kita bisa menjadi catatan sejarah tersendiri. Selain menjadi dokumentasi keluarga, suasana belajar di rumah menjadi potret sisi lain pandemi. (Foto Kang Jepret)
Suasana belajar di rumah anak-anak kita bisa menjadi catatan sejarah tersendiri. Selain menjadi dokumentasi keluarga, suasana belajar di rumah menjadi potret sisi lain pandemi. (Foto Kang Jepret)

Berburu Foto dengan Tema Covid

Foto bertema pandemi dengan berbagai genre fotografi bisa menjadi alternatif tema. Ingat, foto-foto yang kita tengah berada momen pagebluk yang ‘bersejarah’. Setiap frame foto yang dihasilkan akan menjadi catatan sejarah bagi anak cucu kita. Bahkan foto kita berdiam diri di rumah untuk mencegah penyebaran bisa menjadi ‘foto heroik’ di masa depan.

Tidak harus berada di garis depan bak fotojurnalis yang memotret di lokasi pemakaman jenazah positif Covid-19. Foto sang buah hati bersekolah daring semasa pandemi akan menjadi foto berharga saat si anak dewasa kelak.

Bagaimana mereka melawan kebosanan saat ‘bersekolah’ di depan laptop bisa menjadi stok foto menarik. Atau gaya seragam sekolah si anak yang dipadukan dengan sarung karena kamera video call kelas daring tidak menampakkan bagian bawah pakaian seragam si anak.

Jika anda berkesempatan hunting foto di luar ruang, foto-foto bertema pandemi ini tetap bisa menjadi pilihan. Mulau dari mural bertema covid, hingga portrait anggota keluarga yang harus berpakaian lengkap dengan masker dan faceshield sebelum bekerja ke kantor di era pandemi ini.

Penggemar fotografi menyisir danau buatan di IPAL Cikoneng, Kabupaten Bandung saat berburu foto. Untuk menghindari kerumunan massa, hunting foto di masa pandemi bisa dilakukan secara soliter alias sorangan wae. (Foto: Kang Jepret)
Penggemar fotografi menyisir danau buatan di IPAL Cikoneng, Kabupaten Bandung saat berburu foto. Untuk menghindari kerumunan massa, hunting foto di masa pandemi bisa dilakukan secara soliter alias sorangan wae. (Foto: Kang Jepret)

Jangan Lupa Protokol Kesehatan

Pada masa pelonggaran seperti sekarang kegiatan memotret outdoor dimungkinkan kembali. Warga didorong kembali untuk beraktivitas demi jalannya roda perekonomian. Namun kegiatan hunting bareng yang biasa diadakan komunitas-komunitas pehobi fotografi tidak bisa seleluasa di masa sebelum pandemi.

Berburu foto secara soliter bisa menjadi pilihan. Namun penerapan protokol kesehatan tetap harus dilakukan. Selain membawa perlengkapan fotografi, peralatan sanitasi pribadi menjadi keharusan. Mulai dari cairan sanitasi, tisu disinfeksi, sarung tangan hingga masker adalah keharusan.

Selain untuk membersihkan tangan, perlengkapan tadi juga digunakan untuk membersihkan peralatan fotografi yang digunakan saat berburu foto di tempat umum. Jika memotret di tengah keramaian tetaplah menjaga jarak. Karena tidak ada foto seindah apa pun yang layak dipertukarkan dengan kesehatan anda di masa pagebluk ini.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Engagement Officer, Photo Enthusiast, Visual Story-Teller, Former Lecturer, Casual Angler

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image