Maksimalkan Similarity pada Street Photography

KANGJEPRET, REPUBLIKA NETWORK -- Memotret street photography dengan memanfaatkan kaidah similarity (kesamaan) dalam prinsip Gestalt membuka peluang kreatif yang menarik. Kaidah ini menyatakan bahwa elemen-elemen visual yang memiliki kemiripan dalam bentuk, warna, ukuran, atau tekstur cenderung dipersepsikan sebagai satu kelompok atau saling berhubungan.
Dalam konteks street photography, pemahaman dan penerapan kaidah ini dapat menghasilkan foto-foto yang lebih terstruktur, menarik secara visual, dan mampu menyampaikan pesan yang lebih kuat.
Salah satu cara paling sederhana untuk memanfaatkan similarity adalah dengan mencari subjek dengan karakteristik fisik yang serupa. Misalnya, sekumpulan orang yang mengenakan pakaian dengan warna yang sama, atau memiliki postur tubuh yang mirip sedang menunggu di halte bus. Kesamaan ini akan secara otomatis menarik perhatian mata pemirsa dan menciptakan rasa keteraturan dalam kekacauan visual jalanan. Fotografer dapat menonjolkan kesamaan ini melalui komposisi yang cermat, memastikan elemen-elemen serupa tersebut berada dalam frame yang jelas dan terorganisir.

Lebih lanjut, similarity dapat dieksplorasi melalui pengulangan bentuk atau pola. Perhatikan arsitektur bangunan dengan jendela-jendela yang identik, atau deretan lampu jalan dengan desain yang sama. Ketika seorang individu atau sekelompok orang ditempatkan di tengah atau berinteraksi dengan latar belakang yang penuh dengan pengulangan elemen serupa, akan tercipta kontras sekaligus harmoni visual yang menarik. Mata pemirsa akan cenderung mengelompokkan elemen-elemen yang sama dan kemudian mencari perbedaan atau interaksi yang terjadi di antara mereka.
Pemanfaatan warna yang serupa juga merupakan strategi efektif. Sebuah adegan jalanan dengan dominasi warna tertentu, seperti biru atau merah, dapat menjadi lebih kohesif dan berdampak ketika ada beberapa subjek atau objek dengan nuansa warna yang senada tersebar dalam frame. Kesamaan warna ini tidak harus identik sempurna; variasi dalam tone atau shade masih dapat menciptakan efek similarity yang kuat. Fotografer dapat secara aktif mencari momen di mana warna-warna yang dominan berulang pada elemen-elemen penting dalam komposisi.
Tekstur juga dapat menjadi elemen similarity yang menarik. Permukaan dinding yang kasar, pola paving jalan yang berulang, atau bahkan tekstur pakaian yang dikenakan oleh beberapa orang dalam satu adegan dapat menciptakan hubungan visual yang subtil namun efektif. Ketika tekstur yang serupa mendominasi sebagian besar frame, subjek dengan tekstur yang sama akan terasa lebih terhubung dengan lingkungannya, menciptakan rasa kesatuan.
Dalam praktiknya, memotret dengan fokus pada similarity membutuhkan kejelian dan kesabaran. Fotografer perlu melatih mata untuk mengenali pola-pola kesamaan yang mungkin tersembunyi dalam keramaian jalanan. Ini bisa berarti menunggu momen yang tepat ketika beberapa orang dengan atribut serupa berada dalam posisi yang menarik, atau mencari sudut pandang yang menonjolkan pengulangan bentuk atau warna dalam lingkungan perkotaan.
Namun, penting untuk diingat bahwa penggunaan similarity yang berlebihan tanpa adanya elemen pembeda atau kontras dapat menghasilkan foto yang monoton. Kekuatan similarity seringkali justru terasa lebih kuat ketika dipadukan dengan sedikit perbedaan atau anomali. Misalnya, di tengah kerumunan orang berpakaian gelap, seorang individu dengan pakaian berwarna cerah akan semakin menonjol karena adanya kesamaan pada mayoritas elemen lainnya.
Pada akhirnya, pemanfaatan kaidah similarity dalam street photography bukan hanya tentang menemukan elemen-elemen yang tampak sama, tetapi juga tentang bagaimana fotografer dapat menggunakan kesamaan tersebut untuk menciptakan harmoni visual, menyoroti hubungan antar elemen, dan mengarahkan perhatian pemirsa pada narasi yang ingin disampaikan dalam sekejap bidikan kamera.
