Ketika Kamera 'Jadul' Abadikan Konser Supermusic Breakout Day 2024
BANDUNG -- Supermusic Break Out Day Fest 2024 kembali hadir menyapa warga Bandung dan sekitarnya pada Sabtu (10/7/2024). Supermusic BOD Fest 2024 Hadir dengan konsep yang menggabungkan musik, UMKM kuliner, dan aneka kreativitas lainnya. Ribuan tiket dan sukses digelar pada ajang yang digelar di Lapangan Wiradhika Secapa AD, Hegarmanah, Kota Bandung.
Acara ini menampilkan banyak artis nasional mulai dari Isyana Sarasvati, D’Masiv, Feel Koplo ft Eca Aura, Sal Priadi ft Pamungkas , Burgerkill, Lomba Sihir, Alffirev ft Novia Bachmid, Ndarboy, Doel Sumbang ft Asep balon, Sarah Saputri dan Sintya Mariska, dan beberapa Supermusic Superstar Winners.
Kesuksesan BoD Fest 2024 mendorong Supermusic untuk merencanakan target ambisius termasuk mengundang artis internasional dan memperpanjang durasi festival menjadi dua atau tiga hari. “Kami berharap di tahun 2025 nanti, Breakout Day bisa mendatangkan artis internasional. Di tahun ini kita sebetulnya pengen undang tapi jadwal mereka ternyata belum match sama kita,” tegas Tries.
Hal ini diamini perwakilan Woto sebagai pihak promotor, Rhafi Adam, tekadnya untuk membawa BoD Fest ke tingkat yang lebih tinggi dan menjadikannya sebagai festival musik berskala internasional. “Kami ingin Bandung dikenal sebagai kota yang mampu menggelar festival musik dengan kualitas dan reputasi internasional,” kata Rhafi.
Untuk mendukung rencana tersebut, pihaknya kini berinvestasi pada teknologi panggung yang canggih, guna meningkatkan pengalaman baik bagi penampil maupun Superfriends. “Secara teknologi, kami terus melakukan peningkatan agar kualitas festival ini semakin baik,” ungkapnya.
Supermusic Break Out Day Festival 2024 (BoD Fest) menampilkan belasan penampil lintas genre dan lintas generasi. Kolaborasi antar penampil pada BoD Fest 2024 sukses menghibur Superfriends serta mempererat hubungan antar musisi. Grup musik asal Bandung, Guu, jebolan Supermusic Superstar 2023, mengaku sangat senang dapat tampil di BoD Fest 2024, terutama karena dapat berbagi panggung dengan musisi senior.
Ngomong-ngomong soal senior, kamera yang digunakan untuk meliput acara ini tidak kalah senior. Nikon D3 dan D700 dua kamera bersensor fullframe ini dirilis pada tahun 2007 dan 2008. Keduanya mengusung teknologi yang terpaut satu tahun.
Nikon D700 merupakan versi ekonomis dari Nikon D3 dengan pengurangan beberapa fitur, termasuk kecepatan frame per second yang hanya separuh dari Nikon D3. Lensa-lensa yang digunakan pun tidak kalah jadulnya. Nikkor 80-200/2.8 AF ED Mark III keluaran 1997 dan lensa si Mbah Nikkor 300/2.8 ED Manual Focus keluaran tahun1982.
Alat-alat fotografi jadul ini masih bisa diandalkan menangkap momen-momen malam itu meski tidak berada di spot ideal sebagaimana akses yang dimiliki fotografer official.
Untuk memotret panggung pentas ini digunakan Mode pencahayaan Manual. Bukaan 2.8 dan shutterspeed berkisar antara 1/60 dan 1/100 detik.
Penggunaan mode exposure Manual untuk mengantisipasi perubahan tatacahaya dan videotron raksasa yang menjadi latar panggung. Selama lampu spotlight ke arah penyanyi tidak berubah pencahayaan pada subjek foto utama kita akab tetap well exposed.