History

Dari Mana Asalnya Foto Bincang-bincang? (1)

KANGJEPRET/YOGI ARDHI (Data Teknis Kamera: Xiaomi 14T)

KANGJEPRET, REPUBLIKA NETWORK -- Tulisan berikut merupakan kisah seorang mantan fotojurnalis senior Audy Mirza Alwi saat bertugas di Istana Kepresidenan di masa pemerintahan Orde Baru. Penulis buku Foto Jurnalistik Metode Memotret dan Mengirim Foto untuk Media Massa ini lama malang melintang di dunia foto jurnalistik hingga memasuki masa purnabakti di LKBN Antara.

Dulu, saat meliput acara ekonomi, seperti Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), atau pengenalan direksi baru, teman-teman pewarta foto sering bertanya, "Siapa sih pencetus ide foto bincang-bincang?"

Mengapa teman-teman pewarta foto bertanya?

Dalam dunia deskfoto ekonomi setelah liputan RUPS atau pengenalan direksi baru, sebuah korporasi atau lembaga maka hasil fotonya, selalu pimpinan RUPS atau direksi baru berfoto bersama sambil berbincang-bincang dengan tangan digerak-gerakkan.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Dalam kesempatan lain pilihan objek foto dalam photo opportunity bagi goto jurnalis adalah salah seorang pejabat korporat berbicara dengan petani, agen penjualan, pengemudi ojek, penerima bantuan, atau siapa pun sebagai lawan bicaranya.

Keesokan hari, foto-foto tersebut terpampang pada hampir semua koran. Ada yang dimuat di halaman depan sebagai foto utama (head line), atau di halaman dalam rubrik ekonomi bisnis. Foto-foto tersebut kemudian dikenal dengan istilah "foto bincang-bincang."

Mengapa teman-teman pewarta foto membuat foto bincang-bincang, dan mengapa banyak koran memuatnya?

Jawabannya, karena foto bincang-bincang dianggap yang paling memenuhi syarat untuk dibuat maupun dimuat di koran-koran, dengan subyek foto lebih dari satu sehingga komposisi foto tampak penuh dan seimbang. Pembuatan fotonya pun cukup mudah, yakni cukup satu kamera, plus lensa wide (lebar), fixed maupun zoom, ditambah lampu flash kalau kurang cahaya. Nara sumber foto bincang-bincang juga lengkap, sehingga memenuhi syarat untuk menjadi Foto Berita Tunggal (Single News Photo), atau foto ilustrasi berita atau tulisan.

Foto bincang-bincang biasanya dibuat dengan cara pewarta foto mendekati nara sumber. Lalu nara sumber diarahkan untuk foto bersama. Pada acara RUPS atau pengenalan direksi baru, maka para pewarta foto akan saling tunjuk untuk menentukan siapa yang akan mengarahkan nara sumber. Pewarta foto yang ditunjuk kemudian akan maju menuju nara sumber, sambil berkata, "Mohon ijin bapak-bapak dan ibu-ibu..foto bersama dulu."

Maka mulailah "seting foto" (photo setting), istilah yang digunakan pewarta foto untuk kegiatan mengarahkan nara sumber dalam pembuatan foto bincang-bincang. Setelah pewarta foto yang ditunjuk mengarahkan nara sumber, lalu pewarta foto yang lain pun ikut maju untuk motret bersama-sama. Maka jadilah foto bincang-bincang dari acara RUPS atau pengenalan direksi baru.

Foto bincang-bincang sesungguhnya tidak hanya ada pada liputan ekonomi saja, melainkan juga liputan sosial, politik, budaya, bahkan olahraga. Kembali pada pertanyaan semula, 'Siapakah pencetus ide foto bincang-bincang?'

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image